Melalui sejumlah langkah strategis, Perumda Pasar Jaya tidak hanya menjadikan pasar sebagai tempat jual beli, tetapi sekaligus sebagai penggerak dan pusat ekonomi kerakyatan yang modern dan inklusif yang mampu memenangkan persaingan.
Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya di bawah kepemimpinan Agus Himawan sebagai direktur utama, memiliki visi besar. Visi utama yang ingin dicapai adalah menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam penggerak perekonomian daerah Provinsi DKI Jakarta. Artinya, Pasar Jaya harus mampu menjadi pusat aktivitas ekonomi rakyat yang tidak hanya mempertahankan peran tradisionalnya, tetapi juga berkembang seiring kebutuhan zaman.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Pasar Jaya memiliki misi, yaitu menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, aman, serta berwawasan lingkungan. Berikutnya, memastikan pasar dapat memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang lengkap, segar, murah, dan bersaing. Dengan demikian, manfaat keberadaan Pasar Jaya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas, baik pedagang maupun konsumen, sekaligus mendukung stabilitas pangan serta perekonomian Jakarta secara keseluruhan.
Sedikitnya ada tiga langkah strategis yang ditempuh Pasar Jaya. Pertama, revitalisasi fisik pasar agar lebih bersih, tertata, nyaman, dan aman sehingga menghadirkan pengalaman berbelanja yang tidak kalah dengan ritel modern. Kedua, digitalisasi pengelolaan dan transaksi, mulai dari pembayaran nontunai, manajemen data pedagang. Ketiga, penguatan peran Pasar Jaya dalam distribusi pangan, agar masyarakat tetap mendapatkan bahan pokok dengan harga terjangkau sekaligus menjaga stabilitas pasokan.
Dengan kombinasi strategi tersebut, Perumda Pasar Jaya menjadikan pasar tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga pusat ekonomi kerakyatan yang modern, inklusif, dan mampu memenangkan persaingan di era sekarang ini.
Seperti diketahui, saat ini, Pasar Jaya mengelola 146 pasar di seluruh Jakarta. Dari sisi revitalisasi fisik, Pasar Jaya memprioritaskan perbaikan dan pengembangan pasar berdasarkan kategori dan urgensi kebutuhan. Pasar kategori A difokuskan pada peningkatan kualitas layanan dan modernisasi, kategori B diarahkan pada perbaikan fasilitas agar lebih nyaman, sementara kategori C menjadi prioritas utama untuk penataan dan revitalisasi agar tetap layak dan berfungsi optimal bagi pedagang maupun masyarakat.
Sebut saja transformasi terhadap Pasar Kramat Jati dan Pasar Tanah Abang yang menjadi ikon kategori A. Agar tetap unggul di tengah persaingan ritel modern, transformasi Pasar ini diarahkan pada tiga aspek utama. Pertama, digitalisasi transaksi melalui pemanfaatan sistem pembayaran nontunai dan platform online untuk mendukung efisiensi jual beli. Kedua, peningkatan fasilitas fisik agar pasar lebih modern, bersih, dan nyaman bagi pedagang maupun
pembeli. Ketiga, penguatan fungsi pasar sebagai pusat grosir dan eceran, sehingga tetap menjadi rujukan utama bagi masyarakat dan pelaku usaha di tengah berkembangnya ritel modern.
Pun demikian, keberadaan pasar kategori B dan C tidak dianak-tirikan. Pasalnya, pasar kategori B dan C tetap memiliki potensi besar sebagai pusat ekonomi lokal. Strateginya adalah dengan meningkatkan infrastruktur dasar, menata fasilitas agar lebih layak, serta mendorong digitalisasi. Dengan langkah bertahap ini, pasar dapat berkembang dan perlahan setara dengan kategori A.
Dari sisi peran, lazim diketahui masyarakat umum bahwa Perumda Pasar Jaya menjalankan tiga peran besar: penggerak ekonomi daerah, penunjang anggaran daerah, dan penguat ekonomi nasional yang berjalan seimbang.
Untuk menjaga keseimbangannya, Perumda Pasar Jaya fokus pada pemberdayaan pedagang serta peningkatan kualitas pasar sebagai pusat ekonomi rakyat, memperkuat tata kelola agar mampu berkontribusi optimal pada PAD, sekaligus menjaga stabilitas distribusi pangan melalui sinergi dengan BUMD pangan lain. Dengan begitu, Pasar Jaya dapat sehat secara finansial sekaligus memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan perekonomian.
Selanjutnya, pembangunan pasar yang berada di bawah pengelolaan Perumda Pasar Jaya dibangun dengan tiga pola yakni penyertaan modal, kemitraan, dan dana internal.
Pembangunan pasar melalui pola penyertaan modal mendapat dukungan besar dari pemerintah, namun menuntut tata kelola yang transparan. Kemitraan membawa modal dan efisiensi swasta, tetapi perlu menjaga keseimbangan kepentingan pedagang. Sementara dana internal memberi fleksibilitas–meski kapasitasnya terbatas–sehingga dilakukan bertahap. Ketiga pola ini saling melengkapi untuk memastikan pembangunan pasar berjalan berkelanjutan.
Disamping itu, Pasar Jaya juga membuka ruang kolaborasi dengan pihak swasta karena menyadari pentingnya dukungan modal, teknologi, dan inovasi. Namun, prinsipnya pengawasan tetap berada di tangan BUMD agar arah pengelolaan pasar tetap sesuai dengan kepentingan pedagang dan masyarakat. Dengan pola ini, Pasar Jaya bisa memanfaatkan keunggulan swasta tanpa mengorbankan fungsi sosial Pasar Jaya sebagai penggerak ekonomi rakyat.
Namun demikian, dalam keadaan tertentu, revitalisasi dan relokasi memang sering menimbulkan kekhawatiran pedagang. Karena itu, Perumda Pasar Jaya selalu mengedepankan pendekatan kepada para pedagang sejak awal, melalui sosialisasi. Kemudian, menyiapkan tempat penampungan sementara yang layak, serta menghormati sejarah dan identitas pasar. Dengan pendekatan seperti ini, Pasar Jaya memastikan modernisasi berjalan sesuai rencana Pemprov DKI, namun tetap manusiawi dan memberi kepastian bagi keberlanjutan usaha para pedagang.
Selain melalui tiga peran itu, Perumda Pasar Jaya juga kerap menggelar program khusus dalam momen tertentu. Misalnya memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 DKI Jakarta yang jatuh pada 22 Juni 2025 lalu. Momen ini, Perumda Pasar Jaya melakukan kegiatan Lomba
Digitalisasi Pasar yang diikuti oleh 20 pasar di bawah naungan Perumda Pasar Jaya. Lomba Digitalisasi Pasar sendiri dilaksanakan untuk meningkatkan penggunaan pembayaran transaksi secara digital di lingkungan pasar sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman digital dan berdaya saing.
