SUARAINDONESIA.ORG,.- Tak ubahnya Midas, seorang raja dalam mitologi Yunani kuno, yang bisa mengubah apapun yang disentuhnya menjadi emas. Begitulah Fidri Arnaldy dengan sentuhannya. Di tanganya, PT Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Bank DKI) bertransformasi menjadi bank dengan kinerja perolehan laba yang mengagumkan.
Bank DKI mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 29,11% secara tahunan (year-on-year/yoy) sehingga menyentuh nilai Rp939,11 miliar sepanjang 2022. Raihan laba bersih tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah perseroan berdiri. Adapun laba bersih Bank DKI pada periode serupa 2021 tercatat senilai Rp727,36 miliar.
Kenaikan yang terjadi sejalan dengan pendapatan bunga Bank DKI yang meningkat 16,64% (yoy) dari Rp3,88 triliun menjadi Rp4,53 triliun, sehingga mendorong pendapatan bunga bersih Bank DKI tumbuh 8,92% menjadi Rp2,93 triliun pada 2022 ini dibandingkan dengan sebelumnya Rp2,69 triliun per akhir 2021.
Pendapatan bunga bersih Bank DKI masih tercatat tumbuh 8,92% menjadi Rp2,93 triliun pada 2022 ini dibandingkan dengan sebelumnya Rp2,69 triliun per akhir 2021.
Raihan tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan kredit yakni sebesar 25,04% (yoy) menjadi Rp40,97 triliun hingga akhir 2022 dari semula Rp32,76 triliun. Sementara pembiayaan syariah yang diberikan oleh Bank DKI tercatat senilai Rp7,41 triliun atau meningkat 15,81% (yoy) dari Rp6,4 triliun.
Selanjutnya, kredit konsumer berkontribusi paling tinggi terhadap kinerja intermediasi bank atau sebesar 40,9% dari total penyaluran dana. Secara persentase pertumbuhan, kredit sindikasi dan kredit menengah tercatat naik paling tinggi masing-masing tumbuh 70,29% (yoy) dan 67,28% (yoy).
Seiring dengan naiknya jumlah kredit dan pembiayaan syariah, jumlah aset yang dimiliki Bank DKI pun ikut naik 11,51% (yoy) dari semula yang senilai Rp70,74 triliun menjadi Rp78,88 triliun.
Di tengah ketatnya persaingan perbankan dalam menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI tetap mampu mencatatkan pertumbuhan DPK hingga 12,82% (yoy) menjadi Rp65,1 triliun dari sebelumnya yang mencatat DPK senilai Rp57,71 triliun. Pertumbuhan DPK terutama berasal dari jumlah deposito yang meningkat 30,62% (yoy) menjadi Rp36,65 triliun.
Peningkatan kinerja Bank DKI juga diikuti dengan perbaikan sejumlah rasio penting. Hingga akhir 2022, rasio Return On Equity (ROE) mencapai 10,10%, rasio beban operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) juga terjaga di kisaran 78,19% dengan net interest margin (NIM) 4,71%.
Kinerja positif Bank DKI terus berlanjut. Sampai dengan Kuartal I (Q1) 2023, kredit Bank DKI meningkat sebesar 24,68% menjadi Rp48,37 triliun pada Maret 2023, dari Rp38,80 triliun pada periode yang sama di tahun sebelumnya.
Kinerja ini mendorong peningkatan aset 12,38% menjadi Rp79,93 triliun pada Maret 2023, dari Rp71,13 triliun pada Maret 2022. Sedangkan laba bersih Bank DKI naik 17,77% menjadi Rp233,20 miliar pada Maret 2023 dibanding Rp198,01 miliar di Maret 2022.
Di sisi penyaluran kredit Bank DKI secara year on year (yoy) dibanding periode Q1 2022 meningkat di seluruh segmen. Mulai dari kredit ritel tumbuh sebesar 79,38% menjadi Rp1,06 triliun pada Maret 2023 dari Rp595,08 miliar di Q1 2022.
Kredit mikro tumbuh sebesar 54,35% menjadi Rp2,69 triliun Kredit konsumer tumbuh 14,16% menjadi Rp20,54 triliun pada Maret 2023 dari Rp17,99 triliun di Q1 2022. Kredit dengan skala lebih besar juga tumbuh positif, seperti kredit menengah tumbuh sebesar 47,14% menjadi Rp1,44 triliun pada Maret 2023 dari Rp981,40 miliar di Maret 2022. Sedangkan kredit komersial tumbuh sebesar 16,51% menjadi Rp16,23 triliun pada Maret 2023 dari Rp13,93 triliun di Maret 2022. Kredit sindikasi tumbuh sebesar 80,07%, menjadi Rp6,39 triliun pada Maret 2023 dari Rp3,55 triliun di Maret 2022.
Kinerja dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh 16,27% menjadi Rp67,13 triliun pada Maret 2023 dari Rp57,74 triliun di Maret 2022. Loan to Deposit Ratio (LDR) naik signifikan menjadi 72,06% pada Maret 2023 dari 66,29% pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Sedangkan untuk rasio lainnya tetap tumbuh positif dan terjaga dengan baik dibanding periode Q1 tahun 2022. ROE terjaga di 9,73% naik dari 8,52%, ROA menjadi 1,53% naik dari 1,48%, dan BOPO terjaga di 78,24% yang sama dengan periode tahun sebelumnya.
Kinerja Unit Usaha Syariah Bank DKI juga menunjukkan pertumbuhan yang memadai sampai dengan Maret 2023. Penyaluran pembiayaan syariah tumbuh 12,56% menjadi sebesar Rp7,15 triliun pada Maret 2023, dari Rp6,35 triliun pada Maret 2022. Sedangkan penghimpunan DPK Syariah tumbuh 25,31% menjadi sebesar Rp8,10 triliun pada Maret 2023, dari Rp6,47 triliun di Maret 2022.