
SUARAINDONESIA.ORG – Anggota Komisi VIII DPR RI, Sigit Purnomo, menegaskan bahwa keberhasilan Program Sekolah Rakyat tidak hanya ditentukan oleh sarana dan prasarana pendidikan, tetapi juga sangat bergantung pada kesejahteraan guru sebagai ujung tombak dalam mencetak generasi masa depan.
Pesan itu ia sampaikan saat melakukan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR ke Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Bogor, Kabupaten Bogor, Rabu (10/9/2025). Menurutnya, memperhatikan kesejahteraan guru bukan sekadar kewajiban moral, melainkan bentuk keadilan sekaligus investasi penting dalam pembangunan sumber daya manusia bangsa.
“Saya kira sangat memenuhi unsur keadilan kalau kesejahteraan guru ini wajib diperhatikan. Tidak pernah ada angka yang ideal, karena zaman berganti dan kebutuhan meningkat. Tetapi secara prinsip, kesejahteraan harus terus tumbuh dan berkembang. Penting ada sinergi antar komisi dan kementerian/lembaga untuk menopang sekolah rakyat,” ujar Sigit.
Ia menambahkan, tanpa perhatian pada kebutuhan para tenaga pendidik, sulit berharap Sekolah Rakyat bisa melahirkan generasi unggul. “Kalau kesejahteraan guru tidak diperhatikan, kita khawatir akan sulit mencetak generasi hebat. Semua berawal dari guru sebagai garda terdepan pendidikan,” tegasnya.
Sigit juga mengingatkan bahwa peningkatan kualitas pendidikan tidak bisa dilepaskan dari kualitas hidup para pengajar. Guru yang hidup sejahtera, lanjutnya, akan mengajar dengan hati penuh, mencurahkan tenaga dan pikiran secara maksimal. Hasilnya, anak-anak bangsa akan tumbuh menjadi pribadi tangguh yang siap bersaing di masa depan.
“Guru adalah ujung tombak. Kalau mereka sejahtera, mereka akan mengajar dengan sepenuh hati, dan hasilnya lahir anak-anak bangsa yang siap memimpin masa depan,” katanya.
Dengan penekanan itu, Sigit berharap kehadiran Sekolah Rakyat tidak hanya sekadar menghapus angka putus sekolah, tetapi juga memperkuat ekosistem pendidikan yang adil dan berkelanjutan. Semua itu, menurutnya, harus dimulai dari perhatian pada kesejahteraan guru.
“Sekolah Rakyat jangan hanya dilihat dari gedung atau fasilitasnya, tapi juga dari kondisi para pengajarnya. Jika guru kuat, maka pondasi bangsa akan kokoh,” pungkasnya.