SUARAINDONESIA.ORG – Sidang Tahunan MPR 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025), berlangsung khidmat dan sarat makna. Pidato Presiden Prabowo Subianto dinilai sarat gagasan visioner, terutama soal pertumbuhan ekonomi dan penguatan fondasi kebangsaan.
Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI, Melchias Markus Mekeng, menilai Presiden berhasil menghadirkan arah kebijakan yang membumi sekaligus progresif. “Pidato Presiden sangat luar biasa. Kinerja beliau sangat baik, dan saya yakin program-program merakyat seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Sekolah Rakyat akan mendorong pertumbuhan ekonomi kita. Memang butuh waktu, tapi dengan komitmen pemimpin serta dukungan semua pihak, target pertumbuhan ekonomi 8 persen bisa tercapai,” kata Mekeng.
Prabowo, lanjut Mekeng, juga menegaskan komitmennya menjaga keutuhan bangsa, menciptakan kedamaian, sekaligus menegakkan Pasal 33 UUD 1945. Prinsip demokrasi ekonomi dengan asas kebersamaan, efisiensi berkeadilan, dan keberlanjutan disebutnya sebagai dasar penting untuk mengelola bumi, air, serta kekayaan alam demi sebesar-besar kemakmuran rakyat. “Istilah ‘serakanomics’ harus dihapus. Presiden berpegang pada konstitusi, dan ini gerakan yang dinanti masyarakat. Standing applause dari anggota majelis jadi bukti dukungan nyata,” ujarnya.
Mekeng juga menyoroti target ambisius Presiden untuk menekan defisit APBN hingga nol persen pada 2027 atau 2028. “Pak Prabowo bercita-cita membuat APBN tanpa defisit. BUMN juga harus ditingkatkan kontribusinya. Itu mimpi besar yang bisa tercapai bila ada keberanian menutup kebocoran anggaran,” tegasnya.
Selain isu ekonomi, Mekeng menggarisbawahi pesan Ahmad Muzani yang menekankan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Menurutnya, komitmen itu harus ditopang langkah strategis aparat hukum dari hulu ke hilir. “Selama tidak ada efek jera, orang akan terus melakukan korupsi. Pemimpin yang konsisten dan tegas tanpa pandang bulu adalah kunci keberhasilan,” katanya.
Ia menambahkan, program Makan Bergizi Gratis dan Sekolah Rakyat harus terus dijalankan. “Bahkan negara besar seperti Amerika, Jepang, hingga Finlandia punya program makan siang di sekolah. Kita juga harus menjamin anak-anak tetap semangat belajar tanpa kekurangan gizi,” pungkas Mekeng.
