SUARAINDONESIA.ORG – Ketua DPR RI Puan Maharani menegaskan bahwa peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 tak boleh hanya sebatas seremoni. Dalam semangat tema “Anak Hebat, Indonesia Kuat Menuju Indonesia Emas 2045”, Puan menekankan pentingnya komitmen bersama untuk menjamin hak-hak anak Indonesia.
“Jutaan anak masih hidup dalam ketidakpastian, mengalami kekerasan, stunting, dan minim perlindungan sosial. Ini harus dijawab dengan kebijakan nyata,” ujar Puan dalam keterangan tertulisnya.
Data Pusiknas Bareskrim Polri mencatat, hingga April 2025 terdapat 5.574 kasus kekerasan terhadap anak—angka yang terus meningkat. Puan menyebut sistem perlindungan anak belum efektif di level lokal. Banyak desa belum memiliki unit layanan anak, dan tenaga sosial yang terlatih pun masih minim.
Ia juga menyoroti stunting sebagai bentuk kekerasan struktural terhadap anak yang kerap luput dari perhatian. “Anak yang mengalami gizi buruk kehilangan kesempatan tumbuh optimal, bukan hanya secara fisik, tetapi juga kognitif dan sosial,” ungkap Puan.
Untuk itu, ia mendorong intervensi nyata: mulai dari ketersediaan pangan bergizi, edukasi gizi keluarga, hingga pemerataan layanan kesehatan ibu-anak. Program Indonesia Bebas Stunting 2030 disebutnya harus dikejar melalui pendekatan berbasis komunitas.
Puan juga menyinggung maraknya bullying dan paparan konten digital negatif yang mengancam kesehatan mental anak. Ia mendorong pelatihan wajib bagi guru, tenaga medis, dan perangkat desa tentang perlindungan anak dan kesehatan jiwa.
“Anak-anak perlu dilibatkan dalam musyawarah pembangunan desa/kota untuk menjamin hak partisipasi mereka,” tambahnya.
Melindungi anak, kata cucu Bung Karno ini, adalah bagian dari membangun peradaban. “Semua anak berarti, semua anak berharga. Mari kita jaga anak-anak kita bersama-sama,” tutup Puan.
