
SUARAINDONESIA.ORG – Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo, menyoroti lemahnya pengelolaan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang. Menurutnya, kawasan konservasi itu belum menunjukkan hasil maksimal dan perlu segera dievaluasi.
“Kalau tidak mampu, harus dialihkan ke pihak yang siap dan profesional,” ujar Firman saat kunjungan kerja ke BKSDA Sumatera Selatan.
Ia menekankan bahwa pengalihan pengelolaan tidak boleh sembarangan. Baik pemerintah daerah maupun pihak swasta harus memiliki rekam jejak dan rencana jangka panjang selama 30 tahun yang berfokus pada pelestarian hutan.
Firman juga menolak tegas segala bentuk penebangan pohon di dalam kawasan taman. “Tidak boleh ada satu batang kayu pun dipotong. Pelestarian itu yang utama,” tegasnya.
Ia menyarankan pengembangan TWA Punti Kayu melalui wisata edukatif berbasis pelestarian, seperti contoh hutan kota di Jerman dan Taman Nasional Yosemite di AS yang tetap lestari namun menguntungkan secara ekonomi.
Karena letaknya strategis di tengah kota dan mudah diakses, Firman menilai TWA Punti Kayu bisa dikembangkan untuk kegiatan edukatif seperti pramuka, serta pusat kuliner khas Palembang.
“Hutan harus lestari, negara dapat pemasukan, pengelola untung, dan masyarakat menikmati udara segar di tengah kota,” tutup Firman.