SUARAINDONESIA.ORG – Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Barat (Kapolda Sumbar), Gatot Tri Suryanta, mengingatkan seluruh elemen masyarakat tentang bahaya peredaran narkoba yang kini kian mengkhawatirkan di wilayah Sumatera Barat.

“Melihat penanganan kasus yang kami tangani, peredaran narkoba di Sumbar sudah berada pada tahap yang sangat mengkhawatirkan. Diperlukan upaya bersama untuk melindungi generasi muda,” tegas Gatot di Padang, Kamis (18/9).

Peringatan itu bukan tanpa alasan. Baru-baru ini, jajaran Polda Sumbar mengungkap peredaran sabu-sabu seberat 50 kilogram dan ganja 49 kilogram, yang dirilis resmi pada Rabu (17/9). Menurut Gatot, jumlah barang bukti yang fantastis ini menandakan Sumbar bukan lagi sekadar jalur perlintasan, melainkan telah menjadi pasar sekaligus gudang penyimpanan narkoba.

“Bayangkan, satu kilogram sabu saja bisa merusak 340 ribu jiwa. Bila ini dibiarkan, masa depan anak-anak kita akan hancur,” ujarnya.

Gatot menegaskan bahwa polisi akan terus menindak tegas para pelaku tanpa pandang bulu. Namun, ia menekankan bahwa pemberantasan narkoba tak cukup hanya mengandalkan pemidanaan.

“Menangkap pelaku saja tidak cukup. Pencegahan harus digerakkan bersama, karena mencegah lebih baik daripada mengobati,” jelasnya.

Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan—mulai dari pemerintah, tokoh adat, niniak mamak, tokoh masyarakat, hingga pemuka agama—untuk ikut turun tangan dalam pencegahan. Menurutnya, ini menjadi kunci untuk menjaga generasi muda Sumbar agar tidak terjerumus dalam lingkaran narkoba, sekaligus menyiapkan mereka menyongsong Generasi Emas Indonesia 2045.

Kapolda juga menyoroti faktor ekonomi sebagai penyebab utama keterlibatan warga dalam peredaran narkoba. Banyak pelaku yang tertangkap mengaku nekat menjadi kurir atau pengedar karena tidak memiliki pekerjaan.

“Mereka tergiur karena hasilnya instan, meskipun harus melanggar hukum,” katanya. Ia pun berharap pemerintah membuka lebih banyak akses pekerjaan agar masyarakat tidak mudah terjerumus.