SUARAINDONESIA.ORG,. –  PT Sintra Sinarindo Elektrik (Sintra), salah satu produsen peralatan kelistrikan nasional, tengah bersiap untuk mengadopsi sumber energi terbarukan dalam operasionalnya. Perusahaan berencana memanfaatkan Solar PV atau tenaga surya sebagai bagian dari strategi pengurangan emisi dan efisiensi energi.

Dalam wawancara khusus dengan Suara Indonesia, Direktur Utama PT Sintra, Yohanes P. Widjaja, mengungkapkan, pihaknya sedang dalam tahap perencanaan teknis untuk mengimplementasikan penggunaan tenaga surya. Selain itu, Sintra juga menerapkan kebijakan pengurangan emisi melalui efisiensi energi, baik dalam penggunaan listrik maupun operasional kendaraan dan mesin produksi.

“Kami masih menghadapi berbagai kendala, terutama karena belum tersedianya sumber alternatif untuk menggantikan peralatan dalam proses produksi guna mengurangi emisi karbon. Namun, kami tetap berusaha dan memulai dari langkah kecil yang bisa dilakukan saat ini,” ujar Yohanes.

Selain transisi ke energi hijau, PT Sintra juga semakin memperkuat digitalisasi dan otomasi dalam proses bisnisnya. Beberapa divisi sudah menerapkan sistem berbasis aplikasi digital untuk monitoring dan otomasi dalam divisi finance, administrasi, serta perencanaan dan produksi.

Langkah ini dilakukan agar operasional perusahaan lebih efisien, cepat, dan terintegrasi. Melalui pemanfaatan teknologi terkini, Sintra berharap dapat meningkatkan daya saing dan menjaga kualitas produknya tetap kompetitif di pasar domestik maupun internasional.

Dalam mendukung industri kelistrikan nasional, Yohanes menegaskan pentingnya sinergi dengan pemerintah. Pasar utama produk Sintra berasal dari proyek-proyek kelistrikan yang didanai oleh PLN dan APBN, sehingga perusahaan terus berupaya memenuhi semua persyaratan teknis dan administrasi untuk berpartisipasi dalam tender proyek. “Kami berharap pemerintah tetap konsisten dalam menjalankan proyekproyek kelistrikan, mempertahankan kebijakan yang mendukung produsen dalam negeri, menyediakan pembiayaan dengan suku bunga rendah, serta menjaga stabilitas nilai tukar dan kepastian hukum,” tambah Yohanes.

Tak hanya bekerja sama dengan pemerintah, Sintra juga bersinergi dengan berbagai pelaku industri seperti investor, pengembang, konsultan proyek, serta kontraktor pelaksana dalam mendukung pembangunan sektor kelistrikan di Indonesia. Dalam menghadapi persaingan global, Sintra terus berinovasi untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi dan kompetitif. Efisiensi dalam proses produksi menjadi fokus utama perusahaan guna
menjaga harga produk tetap bersaing tanpa mengorbankan mutu.

“Saat ini, kapasitas produksi kami masih mencukupi, namun kami tetap memantau perkembangan pasar. Jika diperlukan, kami siap melakukan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas,” ujar Yohanes.

Selain itu, Sintra juga berkomitmen terhadap Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dengan memaksimalkan penggunaan komponen dan bahan baku lokal dalam produksi. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk memperkuat industri nasional dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Dalam menghadapi era digital, Sintra terus mengikuti perkembangan teknologi terbaru dalam industri transformator. Perusahaan saat ini tengah menyiapkan sistem monitoring dan otomasi berbasis Internet of Things (IoT) yang dapat dipasang pada unit transformator untuk memudahkan pemantauan kinerja dan pemeliharaan secara real-time.

Langkah ini akan meningkatkan efisiensi dan keandalan produk serta memberikan nilai tambah bagi pelanggan yang membutuhkan sistem kelistrikan yang lebih canggih dan modern.

Sintra juga memperluas pasar internasionalnya, dengan Amerika Serikat sebagai tujuan utama ekspor. Permintaan transformator di negara tersebut sangat tinggi, terutama karena kebijakan tarif tinggi terhadap produk asal China akibat perang dagang AS-China. “Kondisi ini menjadi peluang bagi kami untuk semakin memperkuat posisi di pasar ekspor. Dengan produk berkualitas dan harga yang kompetitif, kami optimis bisa meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat dan negara lainnya,” kata Yohanes. (SI)