Rabu, Oktober 15, 2025
spot_img

Pupuk Bersubsidi Jantung Produktivitas Pertanian Nasional

Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan. Dok DPR RI

SUARAINDONESIA.ORG – Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menegaskan bahwa pupuk bersubsidi merupakan jantung produktivitas pertanian nasional yang harus dikelola secara tepat dan transparan agar benar-benar menyentuh kebutuhan petani kecil.

Pernyataan itu disampaikan Johan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Tata Kelola Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, bekerja sama dengan PT Pupuk Indonesia Holding Company dan Danantara Indonesia. Kegiatan ini menjadi forum penting untuk memperkuat koordinasi antara pemerintah, distributor, penyuluh, dan kelompok tani agar sistem penyaluran pupuk bersubsidi semakin efektif dan tepat sasaran.

“Kita tidak kekurangan pupuk secara nasional, karena kapasitas produksi hampir 14 juta ton per tahun. Masalahnya ada pada distribusi dan keadilan di lapangan. Alokasi pupuk bersubsidi tahun 2025 sudah naik menjadi 9,55 juta ton, dan ini harus dikawal agar benar-benar sampai ke petani yang berhak,” tegas Johan, politisi Fraksi PKS asal Dapil NTB I itu.

Johan juga menyoroti kesenjangan antara kebutuhan dan alokasi pupuk. Dari total kebutuhan nasional sekitar 23 juta ton, hanya 9 juta ton yang disubsidi pemerintah. Kondisi ini, menurutnya, menuntut strategi baru dengan mendorong penggunaan pupuk organik dan hayati seperti Petroganik dan NPK Pelangi untuk menjaga produktivitas sekaligus keberlanjutan ekosistem pangan.

“Kita perlu mengembalikan semangat kemandirian pertanian. Subsidi memang penting, tapi lebih penting lagi bagaimana petani bisa berinovasi dan mandiri,” ujarnya.

Dalam kegiatan yang dihadiri ratusan petani, distributor, dan perwakilan Pupuk Indonesia Group itu, peserta juga mendapat penjelasan tentang sistem e-RDKK dan i-Pubers (Integrasi Pupuk Bersubsidi) yang dirancang untuk memperbaiki validitas data serta mempercepat penyaluran pupuk.

Pihak Pupuk Indonesia memastikan stok nasional berada di atas 200 persen dari stok minimum pemerintah, menjamin tidak ada kelangkaan pupuk di musim tanam pertama 2025.

Menutup kegiatan, Johan menyerukan pengawasan bersama agar distribusi pupuk benar-benar bersih dari penyimpangan. “Jangan ada lagi keluhan pupuk langka. Setiap butir pupuk bersubsidi harus sampai ke tangan petani yang berhak. Ini tanggung jawab kita semua demi ketahanan pangan nasional,” pungkasnya.

NEWSPolitikPupuk Bersubsidi Jantung Produktivitas Pertanian Nasional
- Advertisement -spot_img

TERKINI

- Advertisement -spot_img