
SUARAINDONESIA.ORG – Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam menjawab tantangan pembangunan pendidikan inklusif di Indonesia. Menurutnya, berbagai kendala yang masih dihadapi saat ini harus diatasi dengan gerakan bersama, lintas sektor.
“Sejumlah kendala teknis dan budaya yang dihadapi dalam membangun pendidikan inklusif di tanah air harus segera diatasi dengan gerak dan langkah bersama semua pihak,” ujar Lestari dalam keterangan tertulisnya.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah mengungkapkan tiga tantangan utama dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif: minimnya tenaga pendidik khusus, keterbatasan jumlah sekolah inklusi, serta faktor kultural, di mana masih ada orang tua yang merasa malu bila anaknya bersekolah di sekolah inklusi.
Lestari yang akrab disapa Rerie menegaskan bahwa pendidikan inklusif adalah amanah konstitusi yang menjamin hak setiap warga negara untuk mendapat akses pendidikan yang layak, tanpa diskriminasi.
Sebagai anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, Rerie berharap isu ini menjadi perhatian serius para pemangku kepentingan, baik di pusat maupun daerah. Ia menilai, sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan menjadi kunci untuk menciptakan sistem pendidikan inklusif yang adil dan merata.
“Pendidikan inklusif harus menjadi fondasi bagi masa depan Indonesia yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan,” tegas politisi Partai NasDem itu.
Lestari juga mengajak masyarakat untuk mengubah cara pandang terhadap pendidikan inklusi. “Anak-anak dengan kebutuhan khusus bukan beban, mereka adalah bagian dari kekuatan bangsa yang harus kita fasilitasi dengan penuh empati dan komitmen,”pungkasnya.