Kamis, Juli 3, 2025
spot_img

Komisi VII DPR Soroti Kesenjangan Fasilitas Pengujian Laboratorium di Indonesia Timur

Dok. DPR RI

SUARAINDONESIA.ORG,. – Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Rahayu Saraswati, menekankan pentingnya pemerataan fasilitas pengujian laboratorium di kawasan Indonesia timur, khususnya di Maluku dan Papua. Hal ini demi mendorong potensi ekonomi kreatif dan pemberdayaan UMKM setempat, tanpa terus bergantung pada laboratorium di luar daerah.

“Ini menjadi pekerjaan rumah bagi DPR. Perusahaan dari Papua masih harus ke Ambon untuk uji lab, dan biayanya tidak murah, apalagi kalau harus melakukannya berulang kali.” Demikian ujar Rahayu saat memimpin kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Kementerian Perindustrian di Ambon.

Selain menyoroti masalah biaya dan akses, Rahayu juga mengapresiasi inovasi ketel minyak kayu putih yang tengah dikembangkan BSPJI Ambon. Dalam kunjungannya, Komisi VII menyaksikan bagaimana teknologi tersebut turut diberdayakan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya para pelaku UMKM Maluku dan Papua.

“Saya melihat ini luar biasa. Mereka tidak hanya melatih, tapi juga memproduksi dan menjual ketel minyak kayu putih. Hal ini dapat dimanfaatkan UMKM untuk mendongkrak perekonomian, sekaligus menjaga kekayaan alam lokal,”ujarnya.

Rahayu juga menyebut, saat ini sekitar 5.000 unit ketel minyak kayu putih buatan BSPJI tengah digunakan, menjadi bukti bahwa teknologi dan inovasi memang dapat menjadi motor penggerak perekonomian daerah.

Selain masalah pemerataan fasilitas, Komisi VII juga meminta perencanaan anggaran negara lebih matang demi memenuhi kebutuhan Maluku, yang merupakan daerah kepulauan. Dengan luas perairan mencapai 92,4 persen, transportasi menjadi aspek penting yang harus dibereskan demi mendukung perekonomian.

“Skema penganggaran harus disesuaikan. Maluku bukan daratan, tapi kepulauan. Transportasi menjadi kunci agar potensi ekonomi dapat dimaksimalkan.”

Selain masalah transportasi, Rahayu juga memberikan perhatian pada persoalan pengelolaan sampah, yang turut menjadi hambatan pengembangan pariwisata Maluku.

“Saya masih menemukan sampah di bawah laut saat menyelam. Pengelolaan sampah harus dibereskan, mulai dari tempat pembuangan, pengangkutan, hingga kesadaran masyarakat. Ini penting demi menjaga keindahan Maluku dan mendukung sektor pariwisata,”ungkapnya.

Rahayu berharap, kunjungannya kali ini dapat menjadi langkah awal perbaikan dan pemerataan, demi mewujudkan Maluku dan Papua yang lebih mandiri, kreatif, dan unggul.

NEWSNasionalKomisi VII DPR Soroti Kesenjangan Fasilitas Pengujian Laboratorium di Indonesia Timur
- Advertisement -spot_img

TERKINI

- Advertisement -spot_img