
SUARAINDONESIA.ORG,. – Berpegang pada latar belakang hukum dan pengal aman manajerial, Raditya yang juga aktif sebagai Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Protein Hewani Indonesia (APPHI) sejak 2017, anggota Asosiasi Kurator dan Pengurus Indonesia (AKPI), serta Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI), terus mengungkap langkah strategis yang sedang atau akan diemban ke depan.
Prioritas utama Dharma Jaya adalah memastikan masyarakat memperoleh
protein hewani dengan harga yang wajar setempatempat
Melalui wawancara eksklusifnya dengan Suara Indonesia, pria mengemban jabatan Direktur Utama sejak tahun 2019 dan diangkat kembali berdasarkan keputusan pemegang saham pada Agustus 2023 itu, mengungkapkan sejumlah tantangan dan langkah penting untuk 2024, terlebih untuk tahun 2025. Salah satu fokus utama adalah memperkuat jalur distribusi dan membangun kerja sama dengan daerah lain.
“Pada 2025, kami ingin Dharma Jaya berperan secara nasional. Saat ini, Dharma Jaya berfokus menjaga inflasi di Jakarta, tetapi kami juga menggali potensi untuk bekerja sama dengan pasar-pasar daerah dan BUMD setempat,” jelasnya.
Pria kelahiran 11 Oktober 1974 tersebut menambahkan, model kerja sama yang pernah diterapkan di Lampung akan dijadikan referensi untuk memperluas pasar di wilayah lain. “2025 adalah tahun membangun infrastruktur. Harapannya, pada 2026 Dharma Jaya mulai berproduksi secara maksimal,” tambah Raditya.
Dharma Jaya tak hanya bekerja sendiri dalam menjaga pasokan pangan. Raditya menegaskan pentingnya kolaborasi dengan sektor swasta dan asosiasi terkait, seperti
APPHI, ASPIDI, ADDI dan Kadin Jakarta, terutama dalam menghadapi tantangan
inflasi dan gangguan global. “Jakarta adalah daerah konsumsi, bukan produksi. Untuk
ayam, Indonesia sudah swasembada, tetapi untuk daging, kita masih sangat tergantung
impor. Oleh karena itu, penguatan izin impor sangat penting,” katanya.
Ia juga menjelaskan pentingnya menjaga stok daging untuk mengantisipasi krisis pangan global. Saat ini, kapasitas cold storage kita 850 ton dan akan ditingkatkan menjadi 1000 ton, yang cukup untuk kebutuhan Jakarta hingga dua bulan ke depan.
Efektivitas Subsidi dan Pengembangan Bisnis
Program subsidi pangan Dharma Jaya dinilai sangat efektif dalam menjaga inflasi dan perekonomian DKI Jakarta. “Kami bertanggung jawab atas subsidi pangan protein hewani seperti ayam, daging, dan ikan. Program ini sangat membantu masyarakat mendapatkan protein hewani dengan harga yang wajar,” ujarnya.
Raditya juga memaparkan rencana pengembangan bisnis Dharma Jaya, termasuk pembukaan hub distribusi di lima wilayah Jakarta. “Saat ini, pembelian online sudah berjalan, tetapi perlu didukung oleh keberadaan hub untuk mempermudah akses masyarakat,” katanya.
Dalam dua tahun terakhir, Dharma Jaya berhasil mencetak laba setelah sempat merugi selama pandemi COVID-19. “Alhamdulillah, dari 2022 hingga 2024 kami sudah kembali mencatat laba. Proyeksi kami, laba 2025 minimal sama atau lebih tinggi, meskipun banyak investasi yang dilakukan untuk infrastruktur,” ungkap Raditya.
Ia berharap pemerintah pusat dan daerah dapat memberikan dukungan yang lebih besar, terutama dalam penyediaan akses izin impor. “Kami menginginkan akses yang sama seperti BUMN pangan lainnya. Jika tidak memungkinkan, setidaknya kebutuhan impor kami dapat dipenuhi sesuai permintaan,” jelasnya.
Raditya juga menegaskan bahwa prioritas utama Dharma Jaya adalah memastikan masyarakat memperoleh protein hewani dengan harga yang wajar. Dengan tim yang solid dan komitmen untuk terus berinovasi, ia optimis Dharma Jaya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat Jakarta dan Indonesia. “Sukses Jakarta untuk
Indonesia,” tutup Raditya. (SI)
Saat ini, Dharma Jaya berfokus menjaga inflasi di Jakarta, tetapi juga menggali potensi untuk bekerja sama dengan pasar-pasar daerah dan BUMD setempat